06 Dec
Belajar Bacaan Talbiyah Haji

Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Teman-teman sekalian, pada hari ini memang lumayan sibuk kegiatan yang harus kami lakukan. Maklumlah, ini sudah masuk hari pertama masuk sekolah bagi anak-anak. Sebelumnya, selama lebih kurang dua pekan mereka berlibur di rumah. Waktu yang lumayan panjang. Bisa diisi dengan kegiatan yang positif bagi mereka. Tidak hanya sekedar main dan tiduran saja. Maka kami sebagai orang tuanya pun sudah menjadwalkan berbagai kegiatan untuk mengisi liburan. Hal itu dilakukan beberapa pekan sebelum liburan tiba. Dari hal yang sederhana sampai pada yang perlu sedikit rumit dalam persiapannya.

Satu pekan di awal kami menjadwalkan untuk mereka pergi ke tempat kakeknya di luar kota. Kalau tidak menggunakan waktu liburan seperti ini maka sulit sekali bisa berkunjung silaturahim ke tempat kakek dan neneknya yang memang tempatnya juga lumayan jauh. Perlu sekitar dua jam di perjalanan untuk menempuhnya. Pada waktu sorenya setelah pembagian rapot atau hasil belajar, kami sudah berangkat mengantarkan anak-anak ke sana. Saya dan istri menginap satu malam. Karena kami juga tidak libur di tempat bekerja maka selanjutnya kami pulang ke rumah. Mereka kakak beradik ditinggal di tempat kakek neneknya. Di tempak kakeknya sebetulnya juga tidaklah sekedar silaturahim begitu saja. Kebetulan sebulan yang lalu kakek dan nenek baru saja pulang dari ibadah haji. Sebuah ibadah yang termasuk rukun Islam ke lima. Harapan kami. Keduanya dapat belajar dari ibadah haji yang kakek neneknya telah lakukan. Biasanya sang kakeknya sangat suka untuk bercerita tentang sesuatu yang amat penting. Ibadah haji ini kan hal penting sekali. Dalam hidup seseorang mungkin hanya sekali melakukannya.

Di tempat kakek juga dekat dengan sebuah masjid. Jadi anak-anak pun akan terkondisi mengenai masalah ibadah shalatnya lima waktu. Kalau di rumah sendiri memang kami yang mengkondisikan. Benar saja apa yang kami harapkan itu. Sang kakek dengan amat disiplin mengajak cucunya untuk rajin beribadah shalat wajib subuh, dhuhur, asar, maghrib, dan isya di masjid. Dilakukan secara berjamaah. Bahkan waktu sebelum adzan subuh pun, cucu-cucunya sudah mulai dibangunkan agar jangan sampai terlambat untuk datang ke masjid menjalankan shalat subuh secara berjamaah. Termasuk pula setelah habis maghrib melakukan kebiasaan membaca ayat-ayat Al-Quran. Anak-anak kami yang belum begitu lancar membaca Al-Quran diajari dengan tekun oleh kakek dan neneknya.

Tidak salah pula apa yang kami perkirakan. Kakek dan nenek benar-benar menceritakan kegiatan ibadah hajinya dari mulai awal pemberangkatan sampai pemulangan ke tanah air. Pokoknya dari A sampai Z tidak terlewat. Dari cara memakai pakaian ihram dan thawaf pun diperagakan. Larangan-larangan ketika melakukan ibadah haji pun juga dijelaskan dengan gamblang oleh sang kakek. Hingga cara melempar jumrah pun dipraktekkan. Tentu saja ini sangat disenangi oleh cucu-cucunya. Termasuk pula dengan bacaan niat haji dan bacaan talbiyah dalam haji. Semua pun disampaikan kepada mereka. Hingga kakek dan nenek pun menuntun cucu-cucunya untuk bisa mengucapkan bacaannya seperti ini.

LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK, LABBAIKA LAA SYARII KALAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WANNI'MATA LAKA WAL MULK, LAA SYARIIKALAK.

Artinya :

Aku memenuhi panggilan-Mu, ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujaan dan nikmat adalah milik-Mu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu.

Begitu berarti sekali liburan sepekan di rumah kakek. Tidak hanya mengajarkan bacaannya saja. Tetapi kakek juga mendorong untuk cucunya semuanya bisa menghafalkannya. Meskipun untuk saat ini belum akan melaksanakan ibadah haji. Tetapi dengan telah menghafalnya maka tatkala suatu saat dipanggil Allah subhanahu wa ta'ala untuk berhaji sudah lebih siap. Menghafal bacaan tersebut juga akan menambah sebuah semangat untuk segera melaksanakan haji. Tata cara menghafalkan yang diajarkan oleh kakek juga amat sederhana. Katanya cukup dengan dibaca berkali-kali saja nanti bisa menjadi hafal dengan sendirinya. Kalau dibaca sekali belum hafal ya dibaca dua kali. Kalau dibaca dua kali belum hafal ya dibaca tiga kali. Kalau dibaca tiga kali belum hafal maka ya dibaca empat kali. Demikian seterusnya. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada kakek dan nenek anak-anak. Atau ayah dan ibu yang telah memberikan makna yang besar di dalam liburan ini. Semoga ilmu yang diberikannya menjadi kebaikan yang besar. Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.
I BUILT MY SITE FOR FREE USING