Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Fajar baru saja menyingsing menyinari bumi. Suara ayam berkokok pun semakin semarak. Terdengar dimana mana. Sehabis melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid, kami pun mulai menyiapkan diri untuk melakukan aktivitas harian yang rutin. Mulai saya membereskan perlengkapan alat tulis untuk yang dibawa. Buku-buku yang perlu dibawa pun disiapkan. Ditaruh di atas meja. Tidak lupa handphone juga dipersiapkan.
Zaman sekarang memang banyak dari kita yang merasa perlu sekali dengan alat komunikasi yang satu ini. Tas dan barang lainnya pun juga disiapkan. Termasuk sering saya membawa air minum. Sebetulnya kalau mau membeli di kantin sangatlah banyak. Tidak mahal juga harganya. Tetapi saya memilih membawa dari rumah. Barulah saya membeli bila yang saya bawa ternyata tidak mencukupi.
Tidak hanya air putih untuk minum yang saya bawa dari rumah saat bekerja. Makan siang pun sering saya bawa pula dari rumah. Dengan kotak kecil yang bisa diisi dengan sepiring nasi putih dan juga lauknya. Mengenai lauknya tidaklah sulit membuatnya. Paling tempe dan tahu goreng. Atau terkadang telur dadar dan ikan goreng. Kadang juga memakai oseng tempe, sawi, wortel, dan lainnya. Yang terpenting sudah bisa mengenyangkan perut di kala lapar saat tengah bekerja. Tetap disyukuri selalu nikmat tersebut.
Di waktu pagi, ada sebuah amalan yang bisa kita biasakan. Ada shalat sunah yang penting dan berpahala. Sudah banyak orang yang telah menjalankannya. Namanya ialah sholat sunah dhuha. Waktu pelaksanaan dari shalat tersebut dimulai setelah waktu dhuha minimal hingga sebelum masuk waktu adzan shalat dhuhur. Mengenai waktu dhuha minimal ini tidak pasti untuk tiap harinya. Namun, umumnya pada jam enam lebih tiga puluh menit sudah masuk waktunya. Kalau waktu dhuhurnya juga tidak tetap tiap hari. Kita mesti melihat jadwal shalat wajib. Bisa dilihat di kalender, website, atau jam waktu shalat.
Akan lebih baik bila shalat sunah ini dikerjakan secara rutin tiap hari. Meskipun memang bukan kewajiban tetapi sangat penting untuk kita bisa menambah pahala. Jumlah rakaat dari shalat dhuha ini minimal dua rakaat. Sedangkan jumlah maksimalnya dua belas rakaat. Cara mengerjakannya dengan dua rakaat salam. Maksudnya tiap selesai dua rakaat maka diakhiri dengan salam. Persis sebagaimana kalau kita mengerjakan shalat subuh itu.
Dalam kesempatan ini, saya mau menuliskan sesuatu yang bermanfaat. Ketika telah selesai melaksanakan shalat dhuha ini maka janganlah langsung bergegas berdiri. Tetapi duduklah sejenak untuk membaca doa shalat dhuha dengan khusyuk. Lafazh doa yang dibaca antara lain:
Latinnya : ALLAHUMMA INNADH DHUHA A DHUHA UKA, WAL BAHAA A BAHAA UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA AKHRIJHU, WA INKAANA MU'ASARAN FAYASSIRHU, WA INKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA'IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBADIKASH SHALIHIN.Terjemahan dalam bahasa Indonesia atau artinya:"Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sulit mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh".
Memang lumayan agak panjang doanya. Akan tetapi, dari doa yang panjang ini kita akan bisa mengambil banyak sekali makna yang terkandung di dalamnya. Tidak salah jika kita membaca doa setelah shalat dhuha ini dengan baik dan lancar. Dari lafadz doa di atas kita menemukan berbagai pelajaran yang amat penting. Keagungan hanyalah milik Allah subhanahu wa ta'ala. Demikian juga keindahan, kekuatan, dan penjagaan. Semua yang paling berkuasa adalah Allah subhanahu wa ta'ala.
Ketika kita memohon maka kepada Allah subhanahu wa ta'ala tempatnya. Kita mohon diberi rezeki. Bila mana rezeki itu masih di atas langit maka kita mohon agar diturunkan. Jika rezeki kita masih di dalam bumi maka kita bermohon supaya dikeluarkan. Bilamana rezeki kita masih sulit untuk didapatkan maka kita mohon dimudahkan. Jika rezeki kita masih jauh maka kita mohon supaya didekatkan.
Begitu indah sekali lafazh doanya. Kita termasuk beruntung bisa mengetahui dan mempelajari doa tersebut. Sesudah dipelajari lalu telah hafal juga maka tinggal kemudian dipraktekkan. Khususnya sesudah kita menjalankan shalat sunah dhuha yang minimal jumlahnya dua rakaat itu. Memang perlunya ilmu dipelajari itu pada akhirnya agar bisa diamalkan dalam kehidupan. Orang yang mengamalkan ilmunya berarti menjadikan sebuah tanda kebaikan. Tanda bahwa ilmu yang dimilikinya itu memang benar-benar memberi manfaat. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.